Teng! Hari ‘H’. Ya, inilah hari yang ditunggu-tunggu. Hari yang telah dipersiapkan oleh banyak orang. Hari yang telah menelan banyak biaya. Hari yang telah menjadi perbincangan di berbagai media. Hari yang telah menguras tenaga dan pikiran para pemangku kebijakan. Hari yang mendebarkan bagi para kontestan. Hari yang penuh kesiagaan bagi personel keamanan. Hari berpestanya masyarakat Indonesia. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2020. Hari ini!
Ya. Pilkada kali ini memang berbeda dengan Pilkada-Pilkada sebelumnya. Sejak dilakukan pemilihan secara langsung dan serentak seluruh Indonesia, belum pernah ada Pilkada yang ‘seheboh’ tahun ini. Pandemi Covid 19 telah menjadikan Pilkada kali ini berbeda dan menjadi catatan penting dalam perkembangan demokrasi bangsa ini.
Hari ini tentu akan menjadi catatan sejarah bagi orang-orang di masa depan. Maka dari itu, siapa pun yang terlibat dalam perhelatan akbar pesta demokrasi ini, juga akan menjadi bagian dari sejarah tersebut. Tidak hanya para penyelenggara seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), tapi kita semua sebagai rakyat Indonesia. Rakyat memiliki peran penting dalam menyukseskan ‘kendurian’ politik ini melalui partisipasi yang diberikan.
Karena teramat sangat pentingnya peran masyarakat dalam pelaksanaan Pilkada ini, maka saya ingin membingkainya dengan sudut pandang yang lebih besar dan urgen. Boleh jadi selama ini datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) itu dianggap hal yang sepele dan terkesan hanya sekedar memberikan hak. Coblos dan pulang. Selesai.
Saya ingin mengajak kita semua melihatnya dengan cara yang berbeda. Pertama, anda sedang menjadi pelaku sejarah. Mungkin nama anda memang tidak tercatat di buku sejarah anak sekolah, tapi yakinlah nama anda sudah tertulis dalam catatan perjalanan sejarah demokrasi bangsa ini. Pada masanya nanti anda akan bercerita pada generasi yang akan datang. “Dulu, kami tetap datang ke TPS walau di tengah Pandemi Covid 19. Kami berjuang. Kami menang”. Dengan bangga anda akan bercerita bagaimana situasi hari ini.
Maka dari itu, agar sejarah yang akan kita ceritakan nanti tidak ‘cacat’, kita harus berikan yang terbaik dengan cara-cara yang baik. Sesungguhnya, pilihan-pilihan pilitik dan perpedaan pilihan adalah sebuah keniscayaan. Memang itulah dunia demokrasi. Tapi mejadikan pilihan dan perbedaan itu sebagai ‘kemeriahan’ dalam berdemokrasi, adalah sebuah kebaikan. Memberikan partisipasi dengan baik adalah cara terbaik untuk menajadi warga negara yang baik.
Kedua, berjuang menjaga bangsa. Sadarkah anda bahwa datang ke TPS itu adalah tenaga besar yang anda berikan untuk menjaga bangsa ini. Coba anda bayangkan, jika anda semua tidak datang ke TPS, maka proses pemilihan kepemimpinan bangsa ini juga akan berhenti. Presiden tidak terpilih, DPR/D tidak ada, gubernur/bupati/wali kota tidak ada, kades tidak didapat. Apa yang terjadi? Negara ini akan menghadapi kehancuran.
Ternyata, ada hal yang sangat besar yang sedang anda berikan untuk bangsa ini melalui TPS yang anda datatangi. Tidak beloh dimaknai ‘sekedar’ atau ‘hanya nyoblos’. Tidak boleh, karena sesungguhnaya anda adalah orang besar yang sedang melakukan aksi besar. Manfaatnya sangat besar karena anda sedang melakukan perjuangan besar.
Sekali lagi, utnuk meyakinkan bahwa datang TPS itu adalah mulia dan akbar, maka anda harus melihat sesuatu itu dengan nilai (value) yang terkandung di dalamnya. Lihat saja, jam tangan yang ada di lengan anda itu hanyalah seonggok besi yang memiliki mesin untuk beroperasi. Jika tidak diberi nilai apa pun, ia hanya ‘seonggok’ besi yang sedang bekerja. Tetapi, ketika diberi ‘nilai’ ia akan menunjukkan pemakainya sebagai orang penting, tepat waktu, professional, elegan dan sebagainya.
Akhirnya, pilihan politik jatuh kepada pasangan calon mana, itu hak politik anda. Tapi mohon dicatat bahwa datang ke TPS adalah salah satu bentuk bakti dan partisipasi anda untuk negari ini. Dengan melangkahkan kaki ke TPS, anda baru saja mencatatakan diri sebagai pelaku sejarah untuk Pilkada kali ini. Anda hebat karena sedang memperjuangkan sesuatu yang besar dan muliah; memilih pemimpin. Sampai jumpa di TPS. Selamat memilih!
Ditulis oleh: Bahren Nurdin (Akademisi UIN STS Jambi dan Direktur Pusat Kajian Demokrasi dan Kebangsaan)
Discussion about this post