Jika anda adalah mahasiswa Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) bil khusus yang tinggal di daerah Hentian Kajang, anda pasti sangat hapal dengan tiga angka judul tulisan ini. 430 sebuah deretan angka ajaib yang selalu ditunggu-tungu. Deretan angka yang sangat diminati. Deretan angka yang membuat sedih dan kesel menjadi senyum dan bahagia ketika ia muncul. Deretan angka yang membawa anda ke sebuah peradaban masa depan yang berilmu. Deretan angka yang membawa anda menuju gudang ilmu. Angka apa itu?
Yups.. tebakan anda benar (mungkin). 430 adalah angka trayek bus yang membawa mahasiswa ke kampus UKM. Bus ini milik perusahaan RapidKL. Untuk naik bus ini cukup merogoh kocek RM 1. Tiket ini dapat digunakan selama sehari penuh. Selagi anda memegang tiket itu maka anda tidak perlu membayar lagi kemanapun anda pergi. Jika anda doyan pelesiran, ya silaka saja tidak usah turun. Naik dan turunnya gratis, heee…
Apa yang menarik perhatian saya hingga saya menulisnya di buletin ini? Ya. Saya biasanya selalu menulis sesuatu yang menarik perhatian saya terhadap sebuah objek atau kejadian yang terjadi di hadapan saya. Ada beberapa hal mengenai bis ini yang mungkin bisa saya bagi untuk sidang pembaca semua.
Pertama, Ticketing. Begitu mobil berhenti maka pintu bis akan terbuka karena control pintu dipegang oleh sopir. Di depan pintu tepatnya sebelah kiri sopir ada mesin tiket (tepatnya sebuah printer mini pencetak tiket). Begitu masuk ke dalam bis anda masukkan uang RM. 1 maka tiket anda akan keluar dari mesin pencetak tiket (dioperasikan oleh sopir). Di tiket tersebut akan tertulis tanggal pemakaiannya dan tempat naik. Jika anda naik di terminal misalnya, maka di tiket tersebut akan tertulis besar 04 JUL O8. TEMPATAN. Dan pada lembaran tersebut akan tertulis beberapa data diantaranya jam berangkat, nomer polisi bis, kode sopir, dan harga tiket. Tiketnya nampak simple tapi lengkap.
Dengan system ini awak bis cukup satu orang dan tidak memerlukan kernet (crew). Mari sedikit kita meneropong ke (sebagian besar) kota kita di Indonesia. Apa yang terjadi? Sabaiknya saya tidak usah ceritakan karena jika anda orang Indonesia dapat dipastikan anda sudah hapal kondisinya. Di sinilah letak pentingnya sebuah system. Dengan system yang baik maka akan menghindarkan orang atau organisasi (badan) dari hal-hal yang tidak baik seperti kecurangan. Sering sekali kita dengar para kernet angkot yang meminta ongkos lebih kepada orang-orang baru yang belum dia kenal (new comer). Dan tidak jarang pula menodong. Dengan system tiketing yang bagus seperti bus ini hal tersebut tidak akan terjadi. Kapan hal ini bisa diterapkan di kampung halaman kita?
Kedua, budaya menghargai orang lain. Bagaimana pun juga bis ini adalah massive transportation (angkutan masal) maka pada saat-saat tertentu harus berdesakan dan bergelantungan. Tetapi walaupun berdesakan, di dalam 403 ini masih terasa nuansa saling menghargai. Jika semua tempat duduk penuh terisi dan ada orang tua (lanjut usia) tidak kebagian tempat duduk, maka penghuni bis lelaki yang masih kuat berdiri akan pempersilakan orang tua tersebut untuk duduk tanpa diminta oleh siapa pun (kesdaran). Sebuah tata krama yang patut dilestarikan.
Akan tetapi, (mungkin ini hanya kasuisteis saja) saya mencoba memperhatikan (penelitian kecil-kecilan atau pengamatan) beberapa kali saya menemukan kondisi ini agak berat dilakukan oleh mahasiswa asal Indoneisa. Ini tentu bukan judgment dan anda boleh tidak setuju dengan apa yang saya liat. Jika ada orang tua yang berdiri disebelahnya dan seharusnya diberi tempat duduk, pelajar Indonesia cendrung pura-pura tidak peduli alias cuek bebek. Ini juga sebuah realita. Sudah sebegitu parahkah menipisnya nilai toleransi kita? Setipis ozon di bumi Indonesia?
Tiga, budaya patuh pada atuaran. Di dinding bis ini terdapat beberapa peringatan seperti delarang meludah, dilarang membuang sampah, dilarang merokok, dll (dalam bahasa melayu dan Inggris). Semua orang kemudian patuh terhadap himbauan-himbauan ini. Bis bersih dan segar. Di negeri kita juga ada peringatan seperti ini. Tapi sayang ini tidak lebih dari aksesoris bis. Coba anda naik bis kota di kota anda? atau bis kampus anda? wow…puntung rokok di mana-mana, bungkos permen berserakan, kulit kuaci bertebaran, abu rokok berterbangan, de el el.
Empat, saya minta maaf. Ya sepertinya saya dari tadi hanya membandingkan keelokan negeri orang lain dengan negeri sendiri. Tentu ini bukan maksud saya menjelek-jelekkan negara tercinta. I love Indonesia. Akan tetapi, kenapa kita tidak mencoba memungut hal-hal kecil yang baik ini untuk negeri kita? Kita angkut apa pun yang baik di negeri jiran ini ke seberang sana. Jangan sisakan sedikit pun. Jadi, kalau ada yang jelek di tulisan ini saya juga minta maaf. Kalau ada yang bagusnya bawalah ke daerah anda masing-masing. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin. SELAMAT MENUNGGU 430 BESOK…
Malaysia, 4 Juli 2008
Discussion about this post